Rabu, 20 Juli 2016

Pelajaran 1 Martabat luhur sebagai citra Allah



Pelajaran 1 Martabat luhur sebagai citra Allah
1.  Mengenal diri adalah hal yang penting bagi kita, agar kita dapat semakin menerima dan mencintai diri kita dengan semestinya.
2.  Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama persis. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap orang mempunyai kekhasannya masing-masing. Baik yang bersifat fisik maupun yang non fisik untuk setiap orang berbeda-beda. 
Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Keunikan yang dimiliki oleh setiap orang adalah anugerah Allah. Allah menciptakan manusia secara unik karena mempunyai maksud dan tujuan yang unik/khas dalam diri kita masing-masing.
3.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  arti kata “ Citra” Adalah sebagai gambar, rupa, bayangan. Kata citra menunjukkan pada  suatu identitas atau ciri seseorang yang berkaitan dengan tindakan, sifat atau karakter seseorang.
4. Kata citra dapat diartikan sebagai gambaran yang menunjuk pada identitas atau ciri seseorang atau kelompok. Kata citra juga mempunyai makna keserupaan, kesegambaran atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakan. Misalnya: seorang anak merupakan citra atau gambaran orangtuanya karena mempunyai keserupaan, gambaran, atau kemiripan dalam hal tertentu. Ia pun sekaligus mempunyai tanggung jawab menampilkan citra orang tuanya sebaik mungkin. Dengan kata lain, gambaran tentang orangtua bisa dikenali melalui ciri-ciri fisik atau pola tindakan anaknya. Demikian pula halnya citra masyarakat  tercermin dalam perilaku setiap anggota masyarakat.
5. Manusia diciptakan Allah serupa dan segambar dengan-Nya, hal ini berarti bahwa manusia mempunyai keserupaan dan kesegambaran dengan Allah, bahwa manusia itu mirip dengan Allah. Sebagaimana seorang anak memiliki kemiripan dg orang tuanya karena lahir dari mereka, dan hidup bersama mereka, demikian pula manusia dengan Allah. Manusia mempunyai kemiripan dg Allah.
6.  Sejauh terlukiskan dalam Kitab Suci, istilah citra Allah hanya dikenakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainya. Hanya manusia yg disebut citra Allah. Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: manusia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia mengenal dirinya sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan berkat rahmat ia dipanggil membangun relasi dengan Allah, Pencipta-Nya.
7. Sebagai citra Allah, manusia diberi karunia khusus berupa akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainya. Karena semua manusia adalah citra Allah, berasal dari Allah yang sama dan sama-sama dikasihi Allah, maka semua manusia mempunyai ikatan kesatuan. Mereka harus saling mengasihi, menghormati, tidak saling menghina dan merendahkan serta hidup sebagai saudara satu terhadap yang lain.
8. Manusia memiliki daya cipta, rasa dan karsa serta menjadi makhluk rohani yang memiliki raga/tubuh, jiwa, dan Roh, yang terarah pada keabadian.
Ø  Cipta atau akal budi, merupakan daya yang dimiliki manusia untuk dapat mengerti dan menyadari dirinya sendiri, dunia sekitar, bahkan mengerti tentang Penciptanya. manusia memiliki akal atau kepandaian.
Dengan akalnya manusia dapat:
-      menciptakan sesuatu yang memperlancar dan mempermudah kehidupannya, misalnya; membuat sepeda motor, mobil, pesawat terbang dll.
-      Mengendalikan diri dan yang diluar dirinya, misalnya ; menyuburkan tanah yang gersang dg cara-cara hasil temuannya, bila hujan turun manusia menggunakan payung.
-      Mampu berbuat sesuatu dengan sadar.
-      Mempunyai kesadaran akan apa yang dilakukan, misalnya; makan, minum, belajar dll.
-      Mengembangkan dirinya dan membuat sejarah hidupnya.
-      Membangun hubungan yang khas dengan sesamanya dan dengan Tuhan Penciptanya.
Ø  Rasa, sebagai manusia pasti memiliki perasaan atau afeksi. Misalnya rasa tentang keindahan, kebahagiaan, kesedihan, bangga, cemas dsb. Perasaan dalam diri manusia dapat timbul dari sesuatu di luar dirinya ataupun di dalam dirinya. Tanpa adanya perasaan ini manusia akan menjadi seperti robot yang tidak bisa tersenyum atau menangis. Sangat penting bagi setiap orang untuk melatih dan mengendalikan perasaannya khususnya dalam hidup bersama dengan sesamanya. Allah memberikan dalam diri setiap manusia suara hati atau hati nurani. Suara hati adalah suara dalam hati manusia yang memerintahkan dirinya untuk berbuat baik dan melarangnya berbuat jahat.
Ø  Karsa/kehendak, adalah kemampuan manusia untuk dapat memilih, menentukan, memutuskan sesuatu. Dengan karsanya manusia memiliki daya mau atau tidak mau. Dan membuat manusia senantiasa berusaha dan berjuang untuk memberikan yang terbaik di dalam bekerja atau berkarya. Karena karsa ini pulalah manusia memiliki daya juang dalam hidupnya dan tidak lekas menyerah atau putus asa.
Ø  Raga/Tubuh adalah unsur lahiriah manusia, unsur daging yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya atau seluruh bidang kehidupan manusia yang fisik-material, yaitu segala sesuatu yang menyangkut segi jasmani atau badani hidup manusia.
Ø  Jiwa adalah unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia meliputi beberapa unsur, pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir. Dengan perasaannya manusia dapat mengasihi dan dengan kehendaknya, manusia dapat memilih.
Ø  Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam manusia dan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang 'immaterial' yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.



*****************************************************************************
Di dalam Kitab kejadian 1:25-31 tertulis demikian:
1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
              Dari teks di atas kita tahu bahwa Allah menciptakan manusia secara istimewa. Dia pertama-tama menciptakan langit, bumi dan segala isinya sebagai tempat persiapan bagi manusia ciptaan-Nya. Karena itu manusia istimewa di hadapan-Nya. Selain itu manusia istimewa karena diciptakan secitra dengan Allah.
                   Secitra berarti serupa atau segambar, berarti manusia diciptakan sesuai dengan gambaran dan rupa Allah (ayat 26-27). Itulah mengapa manusia sangat istimewa dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lainnya.

Pel. 2 Panggilan manusia sebagai citra Allah




SMP Xaverius 1 Bandar Lampung
Rangkuman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik 
Kelas/Semester : VII/I
 
  

Pel. 2 Panggilan manusia sebagai citra Allah

1.    Manusia diciptakan sebagai citra Allah, tetapi ia juga dipanggil dan dituntut untuk semakin menjadi citra Allah.
2.   Sebagai citra Allah, manusia dipanggil untuk mampu memancarkan gambaran diri dan daya hidup Allah dalam pikiran, perkataan dan perbuatannya sehari-hari. Manusia juga dipanggil untuk turut serta dalam memelihara, mengembangkan dan menjaga keutuhan ciptaan Tuhan agar berguna bagi keselamatan dirinya serta generasi penerusnya sesuai dengan kehendak Allah.
3.   Sebagai citra Allah, kita harus bertindak sesuai dengan kehendak Allah, yakni mencintai kedamaian dan belaskasih kepada siapapun, seperti tertulis di dalam kitab suci: bila ada yang lapar, kita memberi makan; bila ada yang haus, kita memberi minum; bila ada orang, kita memberikan tumpangan; bila ada seseorang yang tak punya pakaian, kita memberikan pakaian; bila ada yang sakit, kita melawatnya; bila ada seseorang yang dipenjara, kita mengunjunginya ( Mat 25:23-36).
4.  Perilaku kita sebagai citra Allah diwujudkan dengan senantiasa melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah. Kita bertindak dengan pola hidup sesuai dengan sifat-sifat Allah, yaitu menjahui dari kekerasan, permusuhan, pertikaian, pembunuhan, serta membagun hidup bersama dalam masyarakat dan dengan alam menuju hidup yang lebih baik, ramah, bersahabat, saling memberi dan menerima.
5.  Berhadapan dengan alam ciptaan, banyak situasi yang menunjukkan tindakan manusia yang tidak atau belum mencerminkan panggilanya sebagai citra Allah. Disana sini keutuhan alam ciptaan Tuhan sudah mengalami kerusakan yang sedemikian parah. Misalnya : setiap tahun berbagai jenis tumbuhan dan hewan masuk dalam daftar perlindungan karena punah. Akibatnya, perubahan musim kini tidak menentu, kicauan aneka burung jarang ditemukan di alam bebas, kualitas kesehatan manusia berkurang karena polusi, limbah. Selain kerusakan alam, kondisi yang paling parah adalah berkaitan dengan penghargaan manusia terhadap manusia lain.
6. Faktor penyebabnya yang utama adalah egoisme dan keserakahan manusia serta sikap tidak peduli terhadap hidupnya sendiri maupun orang lain.
7.   Gaudium et spes, art.12 (Dokumen Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa ini)mengajarkan: bahwa manusia sebagai ciptaan dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan-Nya, yakni dalam menata dunia agar menjadi lebih baik serta mengembangkan pada arah sempurna. Manusia dipanggil Allah untuk menguasai dunia, sebagai penjaga yang mulia dan bijaksana. Manusia hendaknya bijaksana untuk menghormati tujuan penciptaan Allah dan tidak merusak dan menguras habis kekayaan alam semesta. Hal ini sejalan dengan panggilan manusia sebagai citra Allah.
8.    Kitab Kej 1:26-30 ( Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya )
~ Menegaskan bahwa manusia adalah citra Allah. Sebagai citra Allah manusia dipanggil untuk : beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukannya, menguasai ciptaan Allah lainnya.
~ Panggilan yang agung itu perlu ditempatkan dalam konteks keselamatan yang dikehendaki Allah sendiri, yakni keselamatan secara utuh dan terpadu, tidak hanya menyangkut dirinya sendiri, tetapi juga erat kaitannya dengan ciptaan Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak bisa bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan tugas yang diberikan Allah.
~ kuasa Allah yang diberikan manusia terbatas sifatnya. Manusia tidak bisa menjalankan sesuatu melebihi kekuasaan Allah sendiri. Maka ukurannya adalah sejauh kuasa itu dijalankan sesuai dengan kehendak Allah. Kuasa itu perlu dijalankan secara bijak dan demi kemuliaan Allah serta kebahagiaan manusia sendiri.
9.    Manusia harus menjalankan panggilannya sesuai dengan kehendak Allah yang tampak dalam kesadaran akan hal-hal berikut:
~ segala sesuatu berasal dan diciptakan Allah dan terarah pada pencipta-Nya.
~ Tiap makhluk memiliki kebaikan  dan kesempurnaannya sendiri.
~ semua makhluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu sama lain dan saling melengkapi secara timbal balik.
10.  Beberapa contoh yang dapat kita lakukan dalam mewujudkan panggilan kita sebagai citra Allah misalnya:
 Ø  Saat di sekolah
~ menggunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dengan baik dan serius
~ menjalankan dan menaati tata tertib sekolah
~ rajin mengerjakan tugas rumah
~ berperan aktif di kelas
~ menjaga kebersihan lingkungan sekolah
~ menghormati guru dan karyawan
~ berlaku jujur saat ulangan/tidak boleh mencontek
Ø  Saat di rumah
~ taat pada orang tua
~ membantu pekerjaan orang tua
~ menghormati dan menghargai keberadaan orangrua dll
Ø  Saat dimasyarakat
~ ikut kerja bakti
~ berlaku sopan santun pada orang tua
                   ~ menghormati dan menghargai keberadaan orang lain dll  
11. Sikap yang perlu dikembangkan adalah : sikap bertanggungjawab dan berupaya menampilkan kecitraan Allah sendiri sebagai pencipta dan pemelihara melalui kata dan perbuatan, bukan dengan sikap yang menghancurkan dan menguasai.